BAB I PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Isu adalah kabar yang tidak jelas asal
usulnya dan tidak terjamin kebenarannya; atau biasa disebut kabar angin.
Sumbang itu berupa salah; keliru: janggal; tidak selaras; sember atau palsu;
curang; tidak seimbang.[1]
Jadi, Isu Sumbang merupakan kabar
atau anggapan yang beranggapan sesuatu itu keliru,
namun dasar argumentasinya tidak terjamin
kebenarannya.
Dalam makalah ini, akan membahas
isu-isu yang beranggapan keliru bahwa “Allah itu tiga”, biasanya ditujukan
kepada orang Kristen yang meyakini Doktrin Tritunggal.
Allah adalah suatu keberadaan yang
dipenuhi oleh Misteri. Allah juga adalah pencipta yang telah menciptakan alam
semesta. Jika membincangkan tentang Allah,
maka akan menyangkut kepada seluruh manusia, karena Allah bersifat
universal. Jika kita membahas mengenai kata “Allah”, maka akan menimbulkan
banyak sekali pertanyaan. Misteri mengenai Allah sulit untuk terpecahkan hingga
sekarang, secara utuh dan pasti, karena Allah berada pada kekekalan. Oleh karena itulah,
pada abad ke-3 munculah sebuah pemikiran atas dasar iman yang
akhirnya menjadi sebuah konsep, yang disebut
“Trinitas”. Istilah ini muncul akibat dari penggambaran manusia yang
tidak cukup sempurna dalam memahami Allah. Konsep ini pertama kali dipakai oleh Tertulianus.
Misteri mengenai Allah Tritunggal memang
telah membingungkan banyak orang selama berabad-abad waktu lamanya. Tetapi,
Alkitab telah memberikan banyak bukti mengenai Allah Tritunggal secara
eksplisist, meskipun istilah ini tidak tercatat di dalam Alkitab. Istilah ini
mungkin sulit dipahami, terlebih lagi jika dikalangan kaum awam. Namun, tidak
membuatnya menjadi tidak benar. Karena, tidak selamanya kesulitan dipahami dengan
ketidakbenaran.[2]
Bagi orang Kristen, Allah Tritunggal juga
adalah satu misteri yang berada di luar jangkauan pemikiran manusia. Namun,
mengapa akhirnya konsep ini diakui oleh orang Kristen? Alasan yang utama ialah
karena Alkitab memberikan penyataan tentang “trinity
in unity” yang dimulai dinyatakan sejak awal penciptaan (Kejadian 1:1),
terus berlanjut hingga semakin jelas dalam Perjanjian Baru, inilah yang disebut
sebagai wahyu yang bersifat progresif.[3]
Konsep mengenai Allah Tritungggal merupakan keyakinan Iman Kristen kepada
Allah yang Esa dalam tiga Pribadi yang kudus dan kekal, yaitu Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Bapa ialah Allah
pencipta langit dan bumi, Anak ialah Yesus Kristus sebagai Allah yang datang ke
dalam dunia menjadi manusia dan yang akan untuk menghakimi seluruh dunia
sebagai hakim yang adil, dan Roh Kudus ialah pribadi Allah yang telah
dijanjikan sebagai Penghibur.
Baca juga: konsep logos menurut orang Yahudi
Sejak kelahiran Yesus Kristus, agama
Yahudi menolak dengan tegas ke-Tuhanan maupun ke-Allahan Yesus, karena mereka
tidak dapat menerima kenyataan bahwa “sang mesias” yang dijanjikan, lahir dari
keturunan seorang tukang kayu, dan bukan dari keturunan raja. Sementara itu
agama Islam menolak ajaran Tritunggal karena dianggap menyekutukan Tuhan.[4]
Pada dewasa ini juga, ada banyak orang Kristen
yang masih dan menjadi ragu dengan iman mereka,
salah satunya iman kepada Allah yang Esa dalam tiga oknum pribadi yang berbeda. Ditambah lagi dengan munculnya pertayaan-pertanyan yang sulit
mengenai Iman Kristen yang dilontarkan oleh bidat-bidat dengan tujuan
untuk menjatuhkan iman Kristen kepada Allah yang Esa dalam tiga pribadi.
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul, diantaranya pertanyaan mengenai
Apakah Allah itu ada? Apakah Allah dapat menjadi manusia? Bagaimana bisa Allah
menjadi manusia? Bagaimana bisa Allah yang Esa menjadi tiga pribadi? Apakah
Allah terpecah-pecah menjadi tiga bagian? Bagaimana mungkin Allah memiliki
Anak? Inilah masalah utama yang melatarbelakangi Allah Tritunggal.
Jika ada orang Kristen yang berpandangan
bahwa Doktin Tritunggal itu tidak ada atau hanya sebuah
karangan belaka, maka juga berarti
menyangkal Alkitab sebagai
Firman
Tuhan. Lindsell mengatakan bahwa pandangan seperti ini
berarti juga turut menyangkal doktrin-doktrin lain yang menyangkut iman
Kristen, misalnya Kelahiran Kristus dari anak
dara, keilahian Kristus, mujizat-mujizat, penebusan pengganti dan kebangkitan
tubuh.[5]
Jika keraguan ini dibiarkan secara
berlarut-larut, maka dapat
dipastikan akan banyak orang
Kristen meninggalkan iman mereka kepada Yesus
Kristus.
Inilah tujuan penulisan dari makalah ini,
yaitu agar orang-orang Kristen yang telah
menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru S’lamat dapat lebih dikuatkan dalam
mempertahankan dan menghidupi iman mereka kepada Allah yang Esa dalam tiga
oknum pribadi yang berbeda, sehingga orang-orang Kristen dapat membuktikan
bahwa Yesus adalah Anak Allah yang hidup, yang telah datang menjadi manusia,
untuk mendamaikan dunia kepada Bapa. Jadi, akhirnya tidak hanya berdampak pada
diri sendiri, tetapi juga berdampak bagi lingkungan sekitar.
B. KAJIAN TEORI
Berikut beberapa pandangan yang mengemukakan tentang Allah
Tritunggal, yaitu:
1)
Pdt. Erastus Sabdono
Pangeran Manurung dalam bukunya yang
berjudul “Menimbang Proposal ERASTUS SABDONO tentang posisi
Theos/Bapa-Logos/Anak” menyatakan bahwa Dr. Erastus telah melihat hubungan
antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Hubungan tersebut dijelaskan demikian,
yaitu bahwa Roh Kudus dalam Roh yang bersama dengan
Bapa tetapi tidak keluar dari
Anak. Dr. Erastus juga menyebutkan bahwa Roh Kudus tidak bisa dibedakan dengan
Bapa sebagai Allah karena Roh Kudus adalah Allah sendiri. Dari pernyataan di
atas, sepertinya dapat memunculkan kembali benih-benih “dwi tunggal”, yang
bercirikan bahwa Roh Kudus dengan Bapa, namun hanya Anak yang berpotensi memiliki
perbedaan dengan Bapa.
Mengenai Roh Yesus Kristus sendiri, Dr.
Erastus mengemukakan bahwa Roh tersebut belum tentu menunjuk kepada pribadi
Yesus. Pendapat ini berdasarkan konteks yang terdapat pada Kitab Roma 8.
Dengan demikian dari pernyataan Dr.
Erastus dapat disimpulkan bahwa Kristus hanya menerima karunia dan kuasa ilahi
dari Roh Kudus sama seperti manusia pada lainnya. Jadi, Roh Kristus tidak
memiliki derajat dan hakekat yang sama dengan Roh Kudus.[6]
Lebih lanjut, Dr. Erastus menyebutkan
bahwa kepentingan dari Roh Kristus hanya
menunjuk kepada spirit dalam kehidupan orang percaya memberi kecerdasan roh dan
kepekaan untuk dapat lebih memahami rencana Allah.[7]
2)
Saksi YEHUWA
Pada sekitar tahun 1872, seorang tokoh yang
bernama Charles Taze Russel mendirikan kelompok penyelidikan Alkitab. Kelompok
ini semula dipanggil dengan sebutan Siswa-Siswa Alkitab, yang kemudian menjadi
Saksi-Saksi Yehuwa. Sejak awal Saksi Yehuwa mempercayai ke-Tuhanan sebagai
berikut, yaitu:[8]
·
Allah yang benar adalah satu
Pribadi yang Esa. (Yoh. 14:28; 1 Kor. 15:28);
·
Yesus Kristus adalah suatu allah
yang terpisah dari Allah yang Esa, dan;
·
Roh Kudus Allah bukanlah
satu Pribadi, yang merupakan tenaga
aktif Yehuwa, dan yang digunakan oleh Yang Kuasa untuk
melaksanakan maksud-tujuan-Nya. (Kej. 1:2; Kis. 2:1-4, 32, 33; 2 Ptr. 1:20, 21)
Russel juga menggunakan terjemahan King
James Version terhadap Yoh.1:1 sebagai dasar pernyataannya atas keyakinannya.
Dengan demikian penjelasan ini cukup kuat untuk membuktikan bahwa Yesus adalah
suatu allah.[9]
Pernyataan ini berdasarkan terjemahan yang
dilakukan oleh Saksi Yehuwa pada Yoh.1:1 menjadi “Firman itu adalah suatu
allah”, kalimat “Anak Tunggal Allah” (monogenes theos) yang terdapat pada Yoh. 1:18 juga diterjemahkan sebagai “satu-satunya
allah yang diperanakkan”, bahkan Saksi Yehuwa menganggap bahwa data Alkitab
mengenai Allah Tritunggal berasal dari evolusi mitologi asing. Pada dasarnya, motif dari penolakan yang
demikian jelas bukan merupakan hasil dari kesimpulan pemikiran yang ilmiah,
namun lebih kepada sikap “anti-trinitian” yang berlebihan.
Berdasarkan penyataan-pernyataan yang
tertera di atas, Saksi Yehuwa dengan lantang
dan jelas mengatakan bahwa ajaran Kristen
mengenai Allah Tritunggal merupakan ajaran kafir.
3)
Islam
Islam
adalah salah satu agama yang damai, dan yang berdasarkan seluruh ajaran agamanya kepada
Al-Quran. Dalam gagasan Islam, semua wahyu Tuhan yang diajarkan oleh para nabi,
memiliki inti yang sama, yaitu Cuma mengajarkan tauhid atau pun yang disebut
keesaan Tuhan. Jadi, dalam agama Islam yang terpenting jika membahas tentang
Tuhan adalah jumlahnya, ada berapakah sesungguhnya Tuhan, itulah ajaran yang
terpenting disepanjang jaman, menurut Islam.[10]
Konon semua nabi, yang dimulai dari Adam
sampai nabi Isa, semuanya mengajarkan tauhid…tauhid…dan tauhid. Islam
mengatakan bahwa orang-orang Yahudi dilaknat oleh Tuhan karena telah membunuh
dan mendustai nabi-nabi. Setelah Islam menyebutkan bahwa Yahudi dimurkai oleh
Tuhan, lalu Islam menyebutkan bahwa Paulus adalah si penyesat yang mengajarkan tentang
ketuhanan Yesus, dan ajaran palsu ini dengan cepat menyingkirkan ajaran Yesus
yang asli. Islam menyatakan pula bahwa Yesus
dilantik sebagai Tuhan pada abad keempat di Konsili Nikea sesuai ajaran palsu
Paulus, sehingga orang Kristen mengimani ajaran Trinitas yang musyrik dan sesat
sampai sekarang. Sejak itulah ajaran tauhid secara resmi hilang dari muka bumi.
Islam menyatakan alasannya hilangnya ajaran tauhid dari muka bumi ialah karena
bahwa orang Yahudi sedah dimurkai
Tuhan dan orang Kristen yang telah disesatkan oleh Paulus. Setelah beradab-abad
kemudian muncullah Muhamad dan disebut sebagai seseorang yang terpuji di tanah
Arab. Konon menurut Sahibul Hikayat, Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus
Tuhan untuk mengembalikan ajaran tauhid ke dunia hingga menegakkannya sampai
sekarang. Tauhid secara turun-temurun mengajarkan bahwa tidak ada pemisahan di
dalam Allah.[11]
Begitulah ceritanya mengenai pandangan Islam kepada Tuhan berdasarkan ajaran tauhid.Dongeng ini terus dikumandangkan
ulang oleh ustad-ustad Islam kepada jemaahnya, dari rumah ibadah ke rumah
ibadah, dan dipercaya begitu saja oleh banyak orang muslim Perbandingan antara
tauhid dengan konsep Trinitas yaitu jika konsep tauhid Islam itu begitu jelas
dan masuk akal, berbanding terbalik dengan konsep Trinitas yang sulit dipahami
dan tidak masuk akal, alasan secara logika yang diungkapkan oleh Islam ialah
berdasarkan “mana mungkin 1+1+1=1”.
Al-Quran
adalah firman Allah yang kekal dan sebagai
kitab suci umat muslim yang menjadi patokan hidup setiap jemaat
muslim di sepanjang zaman. Ada banyak ayat Al- Quran yang dasar penolakan Islam
terhadap Doktrin Tritunggal, diantaranya ialah yang mengatakan bahwa “Allah
Islam itu satu/Esa/Tauhid” (Qs.112:1). Inilah salah satu ayat yang sangat
sakral bagi orang Islam, dan yang sangat
dipegang teguh secara turun-temurun
oleh seluruh orang Islam. Sehingga
pada saat orang Islam melihat
konsep Trituggal sebagai sebuah pelanggaran atas doktrin
keesaan Tuhan (Tauhid)[12]
dan memunculkan banyak pertanyaan, diantaranya: “Mengapa orang Kristen percaya
kepada Trinitas? atau mengapa orang Kristen menyembah tiga Allah?
Alasan mendasar Mengapa orang Islam tidak
dapat mengerti tentang Tritunggal yang disimpulkan dari Al-Quran ialah karena
Nabi Muhammad tidak pernah mengenal tulisan-tulisan Alkitab yang membahas
mengenai bagaimana Tuhan yang Esa itu menyatakan diriNya sebagai Holy Trinity, yang terdiri dari Allah
Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
[1] Kbbi, versi terbaru.
[2] Rick Cornish, 5 Minute Theologian “Kebenaran Maksimum Dalam Waktu Minimum” (Bandung: Pionir Jaya, 2007) hlm. 104
[3] Artikel: Herny Kongguasa, Allah
Tritunggal. hlm.16
[4] Herlianto, Saksi-saksi Yehuwa (Bandung: Yayasan
Kalam Hidup, 2004) hlm. 179
[5] Harold
Lindsell, A Handbook of Christian Truth (Westwood,
N.J.: Fleming H. Revell Company, n.d.) hlm.22-23
[6] Pengeran
Manurung, Menimbang Proposal ERASTUS
SABDONO tentang posisi Theos/Bapa-Logos/Anak (Sidoarjo: Bible Culture Publising) hlm.35-36
[8] Herlianto, Saksi-saksi Yehuwa, hlm. 183
[9] Pangeran Manurung, Menguji Kristologi Saksi Yehuwa (Bondowoso: Memra Publising, 2015) hlm. 18
[10] Crusader
Knight, Islam Dan Akal Sehat Vol.2 (CRUSADER NETWORK Publishing, 2019)
hlm.62
[11] Hanya Ada
Satu Tuhan (NQ) hlm. 54
[12] Andreas Maurer, ASK YOUR MUSLIM FRIENDS (Africa: AVC, 2008; Indonesia Edition, 2016) hlm. 141
0 Komentar