MENGIKUT YESUS KRISTUS SEBAGAI TUHAN DAN KONSEKUENSINYA

 


“MENGIKUT YESUS KRISTUS”

LUKAS 14:25-35

            Ini bukanlah topik yang asing lagi kita dengar, namun kali ini kita akan lebih dalam lagi dalam memahaminya. Oleh karena itu teks renungan kali ini dari Lukas 14:25-35.

            Setelah kita membaca teks tersebut, kita akan melihat teks yang firman Tuhan yang luar biasa yang dapat menjadi landasan kita yang kuat dan kokoh. Apakah memasuki hari-hari yang ada di depan kita jelas sungguh-sungguh memiliki pengikutan yang kokoh dan kuat terhadap Yesus? Dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana yang Tuhan Yesus tuntut sesuai dengan firman Tuhan? Sekali lagi saya ingin menjelaskan kepada kita, yaitu: 

1. Apa itu mengikut Yesus? 

2. Mengapa kita mengikuti Yesus? 

          Kalau kita lihat dalam konteks kita hari-hari ini tentu ada begitu banyak alasan mengapa kita mengikuti Yesus. Sebagaimana yang bisa kita klasifikasi ada begitu banyak orang berkata "aku mengikuti Yesus!", namun hal itu bisa saja karena hanya ikut-ikutan atau hanya karena ingin mendapat kerjaan, atau juga hanya ingin mendapat berkat atau juga karena motivasi ingin mendapatkan kedudukan. Kalau kita memperhatikan bagian firman Tuhan ini khususnya ayat 25-35, kita akan melihat konteks latar belakang Yesus yang berkata sambil berpaling kepada murid-murid Yesus dan juga kepada orang banyak yang mengikuti Yesus. Tentu Tuhan Yesus sendiri tahu apa yang menjadi motivasi orang-orang tersebut mengikuti Dia, misalnya pasal 14:1 ada orang mengikut Yesus hanya untuk mengamat-amati dia. Jadi jika kita seperti itu maka kita adalah pengikut Yesus yang hanya menempatkan diri sebagai seorang penonton yang setia terhadap apa yang dilakukan dalam pelayanannya, namun bisa jadi juga karena ingin memperoleh kedudukan (lihat pasal 14:7-11) contohnya seperti perdebatan-perdebatan yang terjadi diantara murid-murid, tentang siapa yang memiliki hak berada di sebelah kanan Yesus. Kita bisa melihat juga, ternyata ada orang yang dengan sengaja menolak untuk mengikuti Yesus, misalnya pasal 14:18. Alasan yang dikemukakan itu adalah alasan yang klasik yaitu karena harta yang dimiliki oleh seseorang itu berharga daripada sekedar mengikuti Yesus (Luk. 14:14). Yang kedua dalam ayat yang ke-19, alasan menolak mengikuti Yesus karena alasan pekerjaan (Luk. 14:19). Yang ketiga, kita dapat melihat alasan menolak mengikut Yesus karena alasan rumah tangga (Luk. 14:20). Dengan demikian, kita tidak menghakimi siapapun melalui Firman Tuhan ini, tetapi ini adalah satu realita bahwa ada kelompok atau orang-orang tertentu yang dengan tegas menolak mengikuti Yesus karena alasan kepemilikan, karena alasan pekerjaan, atau karena alasan menikah atau rumah tangga itu lebih dari segala-galanya daripada sekedar mengikuti Yesus. Sesudah kita melihat latar belakang ini, "apa yang dimaksud dengan mengikuti Yesus?" Pada ayat yang ke-26-27 dijelaskan dua hal penting yang secara paralel menjelaskan apa yang dimaksud dengan mengikuti Yesus, yaitu: 

1. Memikul Salibnya (bukanlah Salib Yesus tetapi salib seseorang tersebut), 

    Kalau kita melihat dalam pembacaan ini ada dua pemahaman, yang pertama dengan tegas Tuhan Yesus Kristus berkata: "jika seseorang datang kepadaku tidak membenci ayahnya dan ibunya dan mengikut aku.....". Dalam hal ini kita jangan salah mengerti, bukan seolah-olah kita tidak boleh mengasihi atau mencintai keluarga kita, melainkan yang dimaksud adalah bahwa Tuhan Yesus harus menjadi prioritas. Yang kedua yang dimaksud dengan "memikul salib" adalah memikul penderitaan yang harus dialami seseorang karena melakukan kebenaran atau kehendak Tuhan, bukan penderitaan kerena dosa (1Pet. 2:19). 

2. Menjadi Murid Tuhan. Dalam hal ini ada konsekuensi dan ada proses belajar yang harus dihadapi ketika kita mengikut Yesus yaitu berarti proses pemuridan (seseorang yang belajar menjadi murid). Sesungguhnya proses pemuridan ini juga terdapat dalam Perjanjian Lama, dimana seorang nabi pun sesungguhnya menempatkan diri sebagai seorang murid (Yes. 50:4). Sebagai seorang murid haruslah meiliki suatu perencanaan untuk menghasilkan keputusan yang matang serta harus melalui proses yang mengembangkan potensi atau daya. Dengan demikian, mengikut Yesus bukanlah suatu jalan pintas melainkan proses panjang yang harus dilalui seseorang (Luk. 14:31-32). Inilah konsekuensi yang harus kita lalui, karena pada akhirnya ada kehidupan kekal yang telah disedikan bagi kita. 

Posting Komentar

0 Komentar