Injil Yohanes ini diperkirakan ditulis
pada tahun 40-140 dan digunakan pada abad pertengahan pertama dari abad kedua.
Ada juga anggapan yang lebih mendukung dan tepat untuk penulisan injil ini
yaitu di kalangan bukan Yahudi karena diterangkannya adat istiadat umat Yahudi,
yaitu di Asia kecil kemungkinan di Efesus menjelang akhir abad pertama disaat
pertumbuhan gereja sudah mencapai kematangan
dan ketika sudah timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang
kaidah iman. Tanggal penulisan injil Yohanes menjelang abad pertama yaitu
anatara tahun 85-95 dengan alasan:
1. Para teolog beranggapan penulisan
injil ini berada dibawah pemerintahan kaisar Domitian yang memerintah tahun
81-96. Robinson berkata bahwa pemahaman tersebut kurang berdasar, karena
Yohanes hidup sampai lanjut usia dan masih hidup sampai zaman pemerintahan
kaisar Trajan.
2. Sekumpulan sarjana berpendapat bahwa
baik kata konsep dan kata-kata yang berbunyi dikucilkan (9:22; 12:42; 16:2)
membuktikan suatu periode setelah konsili Yimna dimana orang Kristen dikucilkan
atau diasingkan dari Sinagoge, sehingga mereka menetapkan tahun 85 Masehi.
3. Banyak tanggal yang menunjuk suatu
tanggal kemudian seperti penyebutan orang Saduki yang mendapat pengaruh yang
besar pada keagaamaan saat itu.
4. Adanya rekonstruksi yang berlaku mengenai sejarah Kristen mula-mula, sehingga injil Yohanes layak masuk kedalam suatu tanggal menjelang akhir abad pertama.
Baca juga: 5 Lambang Roh Kudus dalam PB
APA YANG
TERJADI PADA WAKTU TERSEBUT & URAIKAN SEJARAHNYA
Disaat penulisan injil, Yohanes mengalami masalah didalam penulisannya terhadap logoj[1] yang menjadi manusia yaitu Yesus Kristus. Yohanes mendapat suatu perbedaan pandangan terhadap filsafat Docetisme[2] yang mengatakan bahwa Kristus tidak bisa menjadi manusia, tetapi “kelihatannya” menjadi manusia dan hanya rupa-Nya yang disalibkan.[3] Allah yang Mahasuci tidak bisa mengenakan daging manusia yang penuh dengan dosa. Pandangan ini diambil dari pemikiran Plato yang berkata bahwa ide dan manusia adalah suci dan sama sekali terpisah dari daging dan bumi yang najis dan berdosa. Sehingga Yohanes mendapat sebuah pemikiran kritis docetisme yang berbaur filsafat, sehingga penulisannya dipengaruhi oleh dualisme Yunani yang mengatakana bahwa Firman atau logos, terang dan dunia mempunyai arti yang sama, terbukti pada istilah-istilah gulungan mati yang ditulis orang Yahudi. Jadi, penulisan Injil Yohanes ini secara kontekstualisasi untuk orang Yunani dan orang Ibrani, walaupun kebudayaan mereka berdua berbeda tapi injil ini memberikan mereka suatu pemahaman yang sama.
Baca juga: Nabi Muhammad dan Kitab Ulangan 18:18
[1] logoj bersama-sama dengan Allah dan menciptakan
segala sesuatu dengan Allah dengan bersama- bersama dan logoj itu telah menjadi manusia dan tinggal diantara kita,
yaitu Yesus Kristus.
[2] Docetisme berasal dari kata Yunani, yang
mempunyai arti “rupanya” atau “kelihatannya”
[3]
Dave Hagelberg, Tafsiran Injil Yohanes
(Pasal 1-5) dari Bahasa Yunani, Yogyakarta: Andi Offisite, 1999. Hal 18
0 Komentar