YESUS KRISTUS ADALAH BUKTI CINTANYA ALLAH YANG TANPA SYARAT


            Cinta manusia mempunyai syarat.[1] Jika, lawan jenisnya tidak membuatnya nyaman maka hubungan mereka akan terganggu, bahkan dapat mengalami kegagalan. Pernyataan yang biasa kita dengar dari seorang pasangan jika ia ditanya "mengapa kamu mau sama dia, atau mau mencintai dia?", biasanya ia menjawab "karena doi membuatku merasa nyaman". Dengan demikian, jika pasangannya tidak menyediakan situasi yang nyaman, maka ia tidak akan mau bertahan, inilah cinta manusia. Namun, cinta yang Tuhan nyatakan sangatlah berbeda dengan cinta yang dinyatakan oleh manusia, tepatnya cinta Tuhan tanpa syarat. Cinta yang seperti ini bagi manusia adalah suatu aneh, karena cintanya tidak didasarkan oleh suatu motivasi, atau dapat dikatakan seperti tidak mempunyai dasar, sehingga manusia sangat sulit menerimanya, bahkan berpaling darinya, dari cinta tersebut. Namun, apakah benar cinta Tuhan kepada manusia tanpa dasar? 
            Jawabannya adalah benar, karena Tuhan sendirilah adalah dasarnya. Ya, anggapan ini sesuai dengan pernyataan Alkitab yang menyatakan bahwa Tuhan adalah cinta, atau Alkitab menyebutnya dengan kasih. Apa buktinya bahwa Tuhan adalah cinta? Buktinya dinyatakan dalam diri Yesus Kristus sendiri. Yesus yang adalah Tuhan sejati sekaligus Manusia sejati. Demi kita, ia rela menjalani hidup sebagai manusia sama seperti kita, merasakan lapar, lelah, haus, bahwa terluka demi kita, namun tidaklah berdosa.[2] Demi kita juga, ia rela menanggung hukuman atas dosa yang selama ini mengutuk (Gal.3:10) kehidupan kita, sehingga Yesus sendiri disebut terkutuk (Gal.3:13), yang seharusnya kitalah yang menanggungnya. Jadi, dengan demikian cinta bukan berbicara tentang kepuasan, melainkan berbicara tentang pengorbanan. Tuhan telah menunjukkan cintanya yang sejati, sekarang giliran kita menerimanya dengan rendah hati. Penerimaan dengan kerendahan hati, membawa kita terbebas dari bersalah akibat dosa.
 
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih"
1 Yohanes 4:8


[1] Muhammad Walidin, Cinta Erich Fromm Kepada Rabi’ah Al-Adawiyah (core.ac.uk). hal. 4

[2] van Niftrik, G.C., and B.J. Boland. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.Hlm. 186

Posting Komentar

0 Komentar