MAKALAH Roh Kudus Dalam Alkitab Perjanjian Lama

  

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

            Penulisan makalah ini sangat memerlukan banyak pembahasan, namun karena keadaan yang tidak mendukung, sehingga hanya memakai bahan pembahasan literature seadanya. Judul dan tugas makalah ini timbul karena penulis mendapat tugas untuk membahas satu dari empat judul makalah mata kuliah TPL II yang telah disediakan oleh dosen pengampu. Makalah ini termasuk salah satu syarat kelulusan mata kuliah TPL II.

B.     Rumusan Masalah

Ø  Pengertian Roh Kudus dalam PL?

Ø  Roh Kudus dalam PL?

Ø  Karya Roh Kudus dalam PL?

Ø  Lambang-lambang Roh Kudus dalam PL?

Ø  Aktivitas Roh Kudus dalam PL?

Ø  Perbedaan Roh Kudus dalam PL dan PB? 

C.     Manfaat Panulisan

Ø  Agar mahasiswa yang mendapat tugas, mendapat wawasan atau pengetahuan mengenai perbedaan Roh Kudus yang berada di PL, dengan Roh Kudus yang berada di PB.

Ø  Menambah pengenalan yang benar tentang Roh Kudus secara Alkitabiah.


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Ruakh dalam PL

            Dalam PB pengertian Roh atau Roh Allah (=Roh Tuhan) selalu dikaitkan dengan pengertian PL, yaitu ruakh.

            Menurut kesaksian PB, jemaat-jemaat Kristen selalu dibantu oleh Roh Kudus dalam perkembangan dan dalam pemeliharaan-Nya, dan kesaksian mereka selalu dikaitkan dengan kesaksian para nabi PL, misalnya Nabi Yoel.

            Pada dasarnya, asal kata Ibrani r-w-h digunakan dan diberi arti: angin, nafas, bau-bauan, hidup, kemarahan, semangat, dan roh. Di dalam kebaktian umat Israel biasanya ruakh Allah itu aslinya diartikan sebagai kekuatan tidak dalam pengertian personifikasi. Karena kerohanian manusia pada PL bergantung pada Roh Allah, demikian juga pekerjaan yang dikerjakan oleh orang yang dihinggapi oleh Roh Allah. Jadi, dimana Roh tampil dengan pengaruh-Nya yang positif, maka diartikan dari Allah sendiri. Pengaruh Roh Allah dalam kehidupan kerajaan Israel dan Yehuda bersifat “jarang dan mengagumkan”, dimana ruakh dari seseorang dapat berpindah kepada orang lain. Namun jika berpindah, pengaruhnya lebih actual, eksplosif, mengagumkan, mencolok, dan waktunya terbatas.

            Pengertian yang demikian dapat kita lihat dalam Kej. 1:2 “……gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah (ruakh Elohim = angin kuat dari Allah) melayang-layang di atas permukaan air.

            Didalam sastra kebijaksanaan Ibrani, ruakh Yahweh diartikan sebagai prinsip hidup yang beradab dan diidentifikasi dengan Kebijaksanaan, yang dapat membawa selamat.

·         Angin, udara yang bergerak, nafas.

·         Roh sebagai pembawa hidup (Hab. 2:19), semangat hidup (Yos. 2:1), perasaan (Ayb. 7:11), hati/timbul di dalam hati (Yeh. 11:5), kemauan (Kel. 35:21); dan arti-arti demikian dimasukkan ke dalam pengertian antropologi dan psikologi.

·         Roh yang tidak berbentuk person, tetapi memberikan pengaruh mendorong; roh dalam arti demikian itu dimengerti sebagai “materi” (Stoff), yang dapat menghasilkan banyak bentuk, seperti roh kehidupan atau yang membawa hidup (Kej. 6:171), roh seni kecakapan (Kel. 28:3), roh kebijaksanaan (Yes. 11:2), roh kecemburuan dan roh kemarahan (1 Sam. 16:23), roh pengetahuan dan roh takut akan Tuhan (Yes. 11:2), roh untuk tidur nyenyak (Yes. 29:10), roh kecabulan (Hos. 4:12), roh pengampunan (Za. 12:10). Pada prinsipnya ada banyak macam pengaruh roh, namun tidak banyak roh dalam arti personifikasi.

·         Hakikat dan pemilikan Allah (artinya: Allah hidup di dalam dunia roh).

 

B.     Roh Kudus dalam Perjanjian Lama

            Arti kata dasar roh (Ibrani: ruakh, dan Yunani: pneuma) adalah nafas, angin. Dalam kitab suci kata “Roh” diterjemahkan dengan berbagai macam kata, disesuaikan dengan hubungan kata itu. Misalnya: Maz. 33:6, kata “roh” diterjemahkan dengan nafas dari mulut “segala isi dari alam semesta dijadikan oleh nafas Allah (aslinya: oleh Roh Allah). Dapat dikatakan bahwa Tuhan sambil berfirman keluarlah nafas mulut (roh) dari Allah yang menyebabkan seluruh dunia dipenuhi segala isinya. Dalam Yes.11:4, kata “roh” diterjemahkan juga dengan “nyawa”.

            Bila lengkap dengan “Roh Kudus”, kata “kudus” (Ibrani: qadosh, dan Yunani: hagios) berarti bersih, suci, murni, tidak ada kepalsuan. Hal ini dialami bangsa Israel, dan diketahui karena pergaulannya. Roh ini mencakapkan Hakim Israel (Hak. 3:10) dan mencakupkan Daud (1 Sam. 16:13).

            Dalam PL sulit menemukan kata “Roh Kudus” secara langsung (hanya dalam Yes. 63:10-11), namun secara tidak langsung disebutkan sebagai, yaitu:

·         “Roh Allah” (Kej. 1:2; Ayb. 27:3),

·         “Nafas Allah” (Ayb. 26:13),

·         “Nafas-Ku” (Ayb. 27:3),

·         “Nafas mulut-Nya” (Mzm. 33:6),

·         “Roh-Mu” (Mzm. 104:30),

·         “Roh dari atas” (Yes. 35:15),

·         “nafas-Nya” (Yes. 40:7).

C.     Karya Roh Kudus dalam PL

            Karya pertama dalam PL, adalah dalam penciptaan. Roh Allah berperan dalam pemulihan bumi sebelum penciptaan manusia (Kej. 1:1-2). Roh Allah adalah nafas pemberi kehidupan bahkan pada binatang-binatang di bumi. (Mzm. 104:30). Dengan demikian, ruang lingkup aktivitas-Nya mencangkup seluruh segi dasar dalam penciptaan.

            Karya kedua, Roh Kudus memberikan karunia untuk tugas tertentu. Ketika Musa membangun kemah pertemuan, Musa memilih orang-orang yang dikaruniakan oleh Roh Kudus (Kel. 28:3; 31:3). Terhadap orang-orang pilihan:

Ø  Roh memampukan Yusuf untuk menafsirkan mimpi (Kej. 41:38).

Ø  Roh Allah-lah yang memberi hikmat untuk membangun Tabernakel (Kel. 28:3)

Ø  Roh memampukan 70 tua-tua untuk bernubuat dalam perkemahan Israel (Bil. 11:16-29).

Ø  Hakim-hakim (Yefta, Gideon, Simson, dan Otniel) sebagai pembebas bangsa Israel.

Ø  Yosua diperlengkapi dengan Roh hikmat (Ul. 34:9).

Ø  Roh Tuhan pada Daud memampukan sebagai raja, nabi, dan pemazmur (1 Sam. 16:13).

Ø   Raja Saul dikuasai oleh Roh bernubuat (1 Sam. 10:6).

Ø  Imam-imam Tuhan memiliki Roh atas mereka (2 Taw. 20:14).

Ø  Nabi-Nabi adalah yang memiliki Roh Kudus dalam berbagai ukuran (1 Ptr. 1:10-12).

            Ketiga, memberikan nubuat dan Nas Alkitab. Para nabi PL bersaksi bahwa ucapan nubuat dan tulisan mereka merupakan akibat Roh Kudus. Contoh, pada Yez. 2:2; bnd. 8:3; 11:1, 24). Roh Kudus bahkan masuk kedalam tokoh-tokoh yang tidak mungkin dipakai-Nya seperti Bileam (Bil. 24:2).

D.             Association in creation

            From the first reference to the Spirit (Gen. 1:2) to the last mention of Him in the old testament (Mal. 2:15), we have in twenty-two of the thirty-nine books comprising this section of the Bible a wonderful insight into the power and prerogatives of the Spirit. Of such a limited manifestation Dr. Downer writes:

            Consider the Spirit’s work in creation. Bishop Handley Moule reminds us that He is mysteriously yet distinctly revealed as the immediate divine agent in the making and manipulation, so to speak, of material things.

            Strange, is it not, that although the Holy Spirit is thus named partly because of the contrast of His substance with that which is material, He is most definitely connected with a world of matter. scarcely took into their thinking the idea of second causes, as many modern writers do in the phenomena of nature were the results of God’s direct action through His eternal Spirit.

He is co-Creator of the world.

            There are at least three key passages proving the Spirit’s share in the creation of the universe. “The Spirit of God moved….” (Gen. 1:2); (Job. 26:13); (Ps. 104:30; 147:14-18). (in the latter passages the psalmist refers to all aspect of creation.)

            Our first glimpse of the Spirit in Scripture is that of a Creator (Gen. 1:2). And this is as it should be, seeing that creative power is a dominant feature of His activities.

            Before God said “Let there be light”, He said “Let there be Spirit”. Light will not make the waters of life glad unless the Spirit of joy has already moved them….  It is well that the Spirit Should come before all His gift-before the light, before the firmament, before the herb of the field.

            But we guilty of inverting the order of the Spirit’s work, and crave for gifts rather than the Giver! What we cry for is light, sun, moon, and stars; for the green herb; for the birds of heaven. Dll.

He is co-Creator of man

            In the Nicene Creed the Spirit is spoken of as “The Lord, the life-giver”. A combination of further passages describe Him as the direct agent in the creation of man, just as He is responsible for His re-creation. As “the breath of the Almighty, “He impart life to nature of man. Generation and generation are among His activities. “Let us make…” He says in Genesis 1:26. “(He) breathed into his nostrils the breath (spirit) of life” says Genesis 2:7. Says Job 33:4. Man likes to have an honorable pedigree. He is proud of a good ancestry, an ancestry whose character was goodnees.

He is co-Creator of the animal world

            It is no degradation of our nature to declare that the same Spirit responsible for our creation fashioned all that has breath. “To believe that God’s Spirit is the missing link between ourselves and the animal world”. Says one writer, “is one not reach a Darwinism where there is nothing to degrade. We did not come from them, but we and they together are the offspring of God.”

            “Thou sendest forth thy Spirit, they are created……” (Ps. 104:30). It is evident from the immediate context that the “all” and the “they” refer to the living creatures of the whole world, and to beasts, birds, and fish ini particular (104:25,26; Gen. 1:21).

            Two thought emerge from this aspect of the Spirit’s creative work. First of all, seeing we are bound together with the animal world by one Spirit of creation, we cannot be cruel to those creatures sharing our natural life. Here is the greatest argument in favor of the prevention of cruelty to animals.

            In the second place, seeing we sit at “the one communion table of nature” (cf. Is. 65:24,25) the animal world will also share in fruits of Christ’s redemption and experience a mighty deliverance when He comes to reign as the Prince of the kings of earth (see Rom. 8:19-22).

He is the co-Creator of beauty

            Job tells us that it was the Holy Spirit who made splendid the heavens (Job. 26:13). Paul discourses on the respective glory the sun, moon, and stars and staggers us with the thought that “one star differeth from another star in glory” (1 Cor. 15:41). Truly, “the heavens declare the glory of God” (Ps. 19:1). But while the Spirit is the Creator of all beauty above, He is likewise responsible for beauty all around us in a world “where every prospect pleases.” What a wealth of loveliness, richness of variety, color, and form nature presents! It is here that we can appreciate Psalm 29, especially when we remember that the creative voice spoken of therein is the Holy Spirit Himself, whom Ezekiel describes as “the voice spoken of therein is the Holy Spirit Himself, whom Ezekiel describes as “the voice of the Almighty” (Ezek. 10:5).

He is co-Creator of substance

            Few of us realize that the continual harvests of the fields are made possible by the Holy Spirit. Combining the following passages we come to praise the Spirit as our daily Provider and Benefactor.

            “Until the Spirit be poured upon us from on high, and the wilderness be a fruitful field, and the fruitful field be counted for a forest” (Is. 32:15). “these wait all upon thee; that thou mayest give them their meat in due season” (Ps. 104:27; ef.136:25)

            And what the blessed Spirit is within the realm of nature, He is also within the realm of grace. Spiritual the realm of nature, He is also within the realm of grace. Spiritual harvest and renewals are dependent upon His gracious visitations. Food for the maintenance of our spiritual lives is likewise derived from such a bountiful Source. He it is who feeds our hungry souls with the Bread of Life.

He is co-Creator of death

            The Holy Spirit, as the life giver, able to make alive and continually quicken the body, is also able to take life away. At the command of God, the Spirit looses “the silver cord,” breaks “the golden bowl”. Look at these further passages, “My Spirit shall not always strive with man, for that he also is flesh” (Gen. 6:3; 7:22). “The grass withereth, the flower fadeth; because the Spirit of the Lord bloweth upon it: surely the people is grass” (Is. 40:7). Turning to Acts 5:1-4 we find that the same Spirit can also produce sudden death.[1]

E.     Aktivitas Roh Kudus Perjanjian Lama

1)      Asosiasi Dalam Penciptaan

            Dari rujukan pertama kepada Roh (Kejadian 1: 2) hingga penyebutan terakhir tentang Dia dalam Perjanjian Lama (Mal. 2:15), kita memiliki dua puluh dua dari tiga puluh sembilan buku yang terdiri dari bagian Alkitab ini. wawasan yang luar biasa tentang kuasa dan hak istimewa Roh. Dari manifestasi terbatas seperti itu Dr. Downer menulis:

            Pertimbangkan karya Roh dalam penciptaan. Uskup Handley Moule mengingatkan kita bahwa Dia secara misterius namun secara jelas terungkap sebagai agen ilahi langsung dalam pembuatan dan manipulasi, dengan kata lain, hal-hal materi.

            Aneh, bukan, bahwa meskipun Roh Kudus dinamai demikian karena kontras antara substansi-Nya dengan apa yang material, Ia pasti berhubungan dengan dunia materi. Alkitab mengutip hampir tidak mempertimbangkan gagasan penyebab kedua, seperti banyak penulis modern lakukan dalam fenomena alam adalah hasil dari tindakan langsung Allah melalui Roh kekal-Nya.

2)      Dia Adalah Pencipta Bersama Dunia.

            Setidaknya ada tiga bagian kunci yang membuktikan bagian Roh dalam penciptaan alam semesta. “Roh Allah bergerak….” (Kej. 1: 2); (Ayub. 26:13); (Mz. 104: 30; 147: 14-18). (dalam perikop yang terakhir sang pemazmur merujuk pada semua aspek penciptaan.)

            Pandangan pertama kita tentang Roh dalam Alkitab adalah tentang Pencipta (Kej. 1: 2). Dan ini sudah seharusnya, melihat bahwa kekuatan kreatif adalah fitur dominan dari kegiatan-Nya.

            Sebelum Tuhan berkata, “Jadilah terang.” Ia berkata, “Jadilah Roh.” Terang tidak akan membuat air kehidupan bersukacita kecuali jika Roh sukacita sudah memindahkan mereka…. Adalah baik bahwa Roh Seharusnya datang sebelum semua karunia-Nya - sebelum terang, sebelum cakrawala, sebelum ramuan ladang.

            Tetapi kita bersalah karena membalik urutan pekerjaan Roh, dan menginginkan hadiah daripada Pemberi! Yang kami tangisi adalah cahaya, matahari, bulan, dan bintang; untuk ramuan hijau; untuk burung-burung surga. Dll.

3)      Ia adalah Pencipta Bersama Manusia

            Dalam Pengakuan Iman Nicea, Roh disebut sebagai “Tuhan, pemberi kehidupan”. Kombinasi dari bagian-bagian selanjutnya menggambarkan Dia sebagai agen langsung dalam penciptaan manusia, sama seperti Dia bertanggung jawab atas penciptaan ulang-Nya. Sebagai "nafas Yang Mahakuasa," Dia memberikan kehidupan kepada sifat manusia. Generasi dan generasi adalah di antara kegiatan-kegiatan-Nya. "Mari kita buat ..." Dia berkata dalam Kejadian 1:26. "(Dia) menghembuskan nafas (roh) kehidupan ke dalam hidungnya" kata Kejadian 2: 7. Mengatakan Ayub 33: 4. Manusia suka memiliki silsilah yang terhormat. Dia bangga dengan leluhur yang baik, leluhur yang karakternya adalah leluhur.)

4)      Dia adalah co-Pencipta dunia hewan

            Tidak ada penurunan sifat kita untuk menyatakan bahwa Roh yang sama yang bertanggung jawab atas ciptaan kita membentuk semua yang bernafas. "Memercayai bahwa Roh Tuhan adalah mata rantai yang hilang antara kita dan dunia binatang". Seorang penulis berkata, “adalah seseorang yang tidak mencapai Darwinisme di mana tidak ada yang perlu diturunkan. Kami tidak datang dari mereka, tetapi kami dan mereka bersama-sama adalah keturunan Allah.”

            “Engkau mengutus Rohmu, mereka diciptakan ……” (Mzm. 104: 30). Jelas dari konteks langsung bahwa "semua" dan "mereka" merujuk pada makhluk hidup di seluruh dunia, dan untuk binatang, burung, dan ikan pada khususnya (104: 25,26; Kej 1:21.)

            Dua pemikiran muncul dari aspek ini dari karya kreatif Spirit. Pertama-tama, melihat kita terikat bersama dengan dunia binatang oleh satu Roh penciptaan, kita tidak bisa kejam terhadap makhluk-makhluk yang berbagi kehidupan alami kita. Inilah argumen terbesar yang mendukung pencegahan kekejaman terhadap hewan.

            Di tempat kedua, melihat kita duduk di "satu meja persekutuan alam" (lih. Yes 65: 24,25) dunia hewan juga akan berbagi buah dari penebusan Kristus dan mengalami pembebasan yang perkasa ketika Dia datang untuk memerintah sebagai Pangeran raja dunia (lihat Rom. 8: 19-22).

5)      Dia adalah pencipta keindahan

            Ayub memberi tahu kita bahwa Roh Kudus yang membuat surga menjadi indah (Ayub. 26:13). Paulus menyampaikan tentang kemuliaan, matahari, bulan, dan bintang-bintang pada masing-masing dan mengejutkan kita dengan pemikiran bahwa “satu bintang berbeda dari bintang lain dalam kemuliaan” (1 Kor. 15:41). Sungguh, “langit menyatakan kemuliaan Allah” (Mzm. 19: 1). Tetapi sementara Roh adalah Pencipta segala keindahan di atas, Ia juga bertanggung jawab atas keindahan di sekitar kita di dunia “di mana setiap prospek senang.” Betapa berlimpahnya keindahan, kekayaan variasi, warna, dan bentuk yang diberikan alam! Di sinilah kita dapat menghargai Mazmur 29, terutama ketika kita ingat bahwa suara kreatif yang dibicarakan di dalamnya adalah Roh Kudus Sendiri, yang digambarkan oleh Yehezkiel sebagai “suara yang dibicarakan di dalamnya adalah Roh Kudus Sendiri, yang digambarkan oleh Yehezkiel sebagai “suara dari Yang Mahakuas” (Yeh. 10: 5). 

6)      Dia Adalah Pencipta Zat Bersama

            Beberapa dari kita tidak menyadari bahwa panen terus menerus dari ladang dimungkinkan oleh Roh Kudus. Menggabungkan bagian-bagian berikut, kita memuji Roh sebagai Penyedia dan Penolong kita sehari-hari.

“Sampai Roh dicurahkan atas kita dari tempat tinggi, dan padang belantara menjadi ladang yang subur, dan ladang yang subur itu dihitung sebagai hutan” (Yes. 32:15). “Semua ini menunggumu; supaya engkau memberi mereka daging pada waktunya” (Mz. 104: 27; ef.136: 25)

            Dan apa Roh yang diberkati itu ada di alam-alam, Ia juga berada di alam rahmat. Spiritual adalah alam-alam, Ia juga berada dalam alam rahmat. Panen dan pembaruan rohani tergantung pada kunjungan-Nya yang penuh rahmat. Makanan untuk pemeliharaan kehidupan rohani kita juga berasal dari Sumber yang berlimpah. Dialah yang memberi makan jiwa kita yang lapar dengan Roti Kehidupan.

7)      Dia adalah Pencipta kematian bersama

            Roh Kudus, sebagai pemberi kehidupan, mampu membuat hidup dan terus-menerus mempercepat tubuh, juga mampu mengambil kehidupan. Atas perintah Allah, Roh kehilangan “tali perak,” mematahkan “mangkuk emas”. Lihatlah ayat-ayat selanjutnya, “Roh-Ku tidak akan selalu berjuang dengan manusia, karena ia juga adalah manusia” (Kej. 6: 3; 7:22). “Rumput layu, rumpun bunga; karena Roh Tuhan meniupnya: pastilah manusia itu rumput” (Yes. 40: 7). Beralih ke Kisah 5: 1-4 kita menemukan bahwa Roh yang sama juga dapat menghasilkan kematian mendadak.


BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

            Roh Kudus yang beraktivitas pada PL disebut dengan hujan awal, karena Roh Kudus yang menghinggapi orang-orang di sana sini, sedangkan yang beraktivitas dalam Perjanjian Baru disebut hujan akhir, yaitu pada hari percurahan Roh Kudus di hari Pentakosta, hingga nanti pada kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali. Pekerjaan Roh Kudus pada PL bersifat persiapan, seperti dalam waktu membajak dan menanam. Hampir tak ada nabi yang punya banyak pengikut. Meskipun demikian, Perjanjian Lama memberi banyak pengertian tentang pekerjaan Roh dan dasar yang luas bagi pencurahan Roh dalam PB.

            Dengan demikian, kesimpulan dari peranan Roh Kudus dalam PL maupun dalam PB, yaitu Alfa dan Omega, karena keberadaaan dan pekerjaan-Nya tak lepas dari setiap sesi kehidupan mahluk hidup, karena merupakan sumber kehidupan manusia hidup.[2] Itulah yang membuktikan bahwa Roh Kudus adalah bagian dari Allah Pencipta Langit dan Bumi yaitu yang disebut Allah Trituggal.

B.     Implikasi

- Sebagai hamba Tuhan, kepekaan terhadap Roh Kudus sangat Diperlukan.

- Menjadi Roh Kudus sebagai sahabat dalam kehidupan sehari-hari.

- Percaya bahwa Roh Kudus akan ada di setiap waktu kehidupan kita.

           



                [1] Lock Herbert, The Holy Spirit Of God (Canada: Thomas Nelson Publihers Nashville, 2004) Hal. 43-62

                [2] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012) hal. 139

Posting Komentar

0 Komentar