KOMUNIKASI MENURUT ALKITAB DALAM RUANG LINGKUP PERNIKAHAN KRISTEN


Komunikasi memiliki ruang lingkupnya sendiri, baik ruang lingkup secara umum dan ruang lingkup secara khusus. Terus, apakah yang dimaksud dengan komunikasi? Bagaimana menerapkan komunikasi yang tepat? Serta bagaimanakah ruang lingkupnya dalam pernikahan Kristen?

Komunikasi bukan sekedar hanya menciptakan pengertian, tetapi juga berbicara tentang apakah seseorang mau menerima atau menjalin suatu hubungan. Komunikasi adalah hubungan yang tercipta dengan pembicaraan tentang topik tertentu sehingga topik tersebut dapat mengerti. Komunikas sebenarnya telah kita lakukan setiap hari, namun faktanya ada banyak komunikasi yang telah dilakukan gagal. Terus bagaimanakan komunikasi dalam pernikahan Kristen? Sebagai orang Kristen yang dipanggil Tuhan sebagai Umat-Nya, kita harus tetap menjaga komunikasi kita dengan Tuhan itu baik. Namun, ternyata komunikasi yang baik bukan hanya ditentukan oleh kuantitas atau banyaknya kita beribadah dan berdoa, tetapi juga ditentukan oleh kualitas beribadah dan berdoa kita.

Bagaimana hubungan kita hari-hari ini dengan sesama kita, apakah baik atau biasa saja atau bahkah buruk? Ternyata kualitas komunikasi yang baik dengan Tuhan menentukan kualitas komunikasi kita dengan sesama. Kualitas komunikasi dengan sesama akan semakin baik, jika kuliatas komunikasi kita dengan Tuhan baik. Komunikasi dapat diumpamakan seperti nafas manusia, dimana komunikasi menentukan bagaimana kehidupan kita. Kehidupan kita atau tubuh kita tak akan dapat bergerak atau berkerja dengan baik jika nafas kita tidak lancar bergerak. Yang ditekankan dalam hal ini adalah bahwa komunikasi sangatlah penting untuk diperhatikan, terlebih lagi dalam kehidupan pernikahan.

 Menurut Yakobus 1:19, tidak akan tercipta komunikasi yang baik jika kita tidak baik dalam mendengar, oleh sebab itu Yakobus menegaskan “perhatikanlah cara kamu mendengar”. Dalam hal ini tidak dibedakan antara perempuan dan laki-laki. Menjadi pendengar yang baik adalah hal yang penting dan tidak dapat dilepaskan dalam komunikasi. Amsal 18:13, menegaskan bahwa jika seseorang memberi menjawab sebelum mendengar terlebih dahulu, maka itulah kebodohanya dan kecelaannya. Kegagalan banyaknya keluarga adalah karena perkataan atau komunikasi yang tidak jujur dan tulus. Apa yang menjadi kehendak suami hendaklah menjadi kehendak istri, begitu juga sebaliknya. Prinsip ini relevan untuk setiap zaman dan usia, bukan hanya terhadap mereka yang telah menikah, melainkan juga terhadap mereka yang belum menikah. Dalam komunikasi yang jujur, tidak boleh ada unsur penipuan di dalam mulutnya. Dalam komunikasi juga ditentukan dari perkataan kita, setiap kata yang keluar dari mulut kita hendaklah seperti orang yang menyampaikan Firman Tuhan (1 Petrus 4:11). Apakah yang dimaksud dengan ayat ini? Yang dimaksud dan ditekankan oleh ayat ini adalah bahwa hendaklah setiap perkataan harus dijaga, diperhatikan kualitasnya. Sebagai orang Kristen hendaklah perkatan itu tidak merendahkan orang lain, melainkan membangun dan memberkati orang lain. Mengenai perkataan dalam komunikasi, juga ditentukan oleh jawaban yang lemah lembu, bukan perkataan yang pedas, yang dapat memicu atau menimbulkan amarah dan pertengkatan. Terkadang saat seorang pasangan berbicara dengan perkaatan yang perdas atau dengan suara yang tinggi, hendakalah harus ditanggapi dengan perkataan yang lemah lembut atau suara yang rendah. Berkaitan dengan kejujuran dalam komunikasi maka berkaitan juga dengan kepercayaan orang lain terhadap kita. Dalam kehidupan pernikahan juga hal ini menentukan kepercayaan antar pasangan. Sesungguhnya keujujuran ini melibatkan banyak hal dapan pernikahan.

Contoh jika seorang pasangan pernah melakukan kesalahan dan setelah orang tersebut jujur atas kesalahanya serta meminta maaf, maka pengampunanlah yang harus diberikan. Memang setiap orang tidak lepas dari kesalahan, sehingga pasangannya harus menyediakan banyak sekali pengampunan. Inilah yang menentukan apakah hubungan pernikahan tersebut masih berlanjut atau tidak. Inilah semua pembahasan kita tentang komunikasi baik secara umum dengan sesama kita, maupun komunikasi secara khusus di dalam kehidupan pernikahan.


Posting Komentar

0 Komentar