PEMBAHASAN LENGKAP TENTANG TEOLOGI PERJANIAN LAMA

 


            Ilmu teologi Kristen umumnya mempunyai sejarah yang sama lamanya dengan sejarah umat Kristen itu sendiri. Usaha penafsiran Kitab Suci, Usaha pemikiran dan penguraian tentang isi pemberitaan Kristen, dan usaha pengenaan pemberitaan itu pada suasaana di tiap-tiap waktu dan tempat – ketiga jurusan utama dari ilmu teologi ilmiah inilah yang selalu dianggap sebagai keperluan dan syarat bagi kehidupan Gereja. Dengan demikian, Teologi Perjanjian Lama adalah salah satu cabang dari usaha itu, yang telah mengalami “nasib” yang silih berganti. [1]Dengan demikian Teologi Perjanjian Lama merupakan bagian dari Teologi Kristen, secara khususnya masuk dalam Teologi Biblika yang membahas dengan teliti tema-tema Perjanjian Lama, serta isu-isu teologis yang ada di dalam Alkitab Perjanjian Lama. Sebagai bagian dari Teologi Perjanjian Lama, maka akan kelihatan fungsinya sebagai kristis.

            Beberapa abad sebelum tarikh Kristen, umat Yahudi telah sibuk dengan ilmu ini, walaupun hal itu berlangsung menurut caranya sendiri. yakni dengan mengutamakan pemikiran segala perintah dan undang-undang Allah dalam Kitab Taurat.

            Kitab suci orang Kristen memiliki dua bagian: Perjanjian Lama menuju kepada Yesus Kristus dan Perjanjian Baru menyaksikan kedatangan-Nya. Teologi Perjanjian Lama merupakan sebuah disiplin ilmu yang berbeda dengan pendekatan sejarah agama yang menekankan hubungan antara agama orang Israel dengan agama-agama lain disekitarnya. Inilah yang sangat dinyakini oleh orang Kristen, sebab ada banyak alasan yang sangat kuat mendukung hal itu, yang hingga samapai hari ini pun tidak tergoyahkan.

            Teologi Perjanjian Lama  tidak dapat dilepaskan dari Teologi Biblika,[2] Teologi Perjanjian Lama bertugas menyediakan penjelasan-penjelasan dan penafsiran-penafsiran ringkas dari bentuk final tulisan-tulisan Perjanjian Lama yang tersendiri atau rangkaian tulisan yang membiarkan bermacam-macam tema, motif, dan konsepsinya muncul dan menunjukkan ketertarikan tulisan-tulisan satu sama lain.[3]



                [1] Christoph Barth, TEOLOGI PERJANJAN LAMA (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012) hal. 4-5

                [2] Hasel, Gerhard F, Teologi Perjanjian Lama: Masalah-Masalah Pokok dalam Perdebatan Saat Ini. (Malang: Yayasan Penerbit Gandum Mas, 1995) hlm. 15

                [3] Gerhard F.Hasel, Teologi Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2016) hal.

Posting Komentar

0 Komentar