Pengantar
Ini adalah permulaan iman Kristiani yaitu bahwa pengikut-pengikut Kristus tidak memiliki kuasa politik dan militer untuk melawan kekuatan politik dan militer. Dengan demikian genaplah yang perkataan yang dikatakan Yesus: “Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.”
Surat Kepada Diognetus
“Menurut yang saya dengar, bapak sungguh-sungguh ingin belajar tentang orang-orang Kristen. Apakah saudara mengira Allah mengutus anak-Nya dengan paksaan? Bukan demikian, sebaliknya Dia mengutus-Nya dengan kasih.
Peristiwa 19 Juli 64 Menurut Tacikus
Jadi pertama sekali, beberapa orang Kristen ditangkap dan dipaksa mengaku. Berdasarkan pengakuan meraka banyak sekali orang lain dibekuk dan dihukum, mereka disiksa sampai mati dengan cara-cara yang sadis, dan dipertontonkan pada rakyat, seperti disarungkan ke dalam kulit hewan untuk diserang dan dimakan anjing pemburu; ada yang disalibkan; ada juga ynag dilabur teruntuk dibakar sebagai obor pada malam hari.
Laporan Dari Plinius yang Muda (tahun 111)
Keganasan kaisar Nero terhadap orang-orang Kristen terbatas hanya di Roma saja. Menurut tradisi yang lama, Rasul Paulus dan Pertrus mati syahid. Kemungkinan besar bahwa penganiayaan pertama itu merupakan latar belakang dari surat Paulus yang pertama dan yang kedua kepada Timotius. Nero sendiri dibunuh oleh pasukannya, akan tetapi akibat kebiadapannya tidak selesai sampai kematiannya. “Sejak saat itu tersiarlah ke seluruh kerajaan bahwa sekte Kristen adalah sekte liar”.
Ignatius Merindukan Kematiannya (tahun 115)
Ignatius adalah Bishop di Antiokhia. Pada awal abad kedua, ia tertangkap dan dihukum untuk dimakan oleh singa-singa di stadion Koliseum di Roma. Dalam perjalanan melalui Asia Kecil. Igatius sempat menulis surat-surat dan menerima kunjungan dari Bishop Polikarpus. Dan dengan perantaraan seseorang dari rombongan jemaat Efesus, Ignatius menitipkan sepucuk surat untuk mendahuluinya kepada jemaat di Roma. Inilah sebagian isi suratnya: “saya sangat bermohon, jangan kamu menujukkan sikap persahabatan, biarlah saya dimakan binatang-binatang buas, karena melaluinya saya dapat mencapai Tuhan.
Surat Edaran Mengenai Kematian Polikarpus (tahun 156)
Polikarpus adalah Bishop di kota Smirna. Pada masa remajanya dia pernah belajar dari Rasul Yohanes, dan pada masa tuanya ia menjadi pengajar Irenaeus.
Dari: “jemaat Allah yang bermusafir di Smirna.”
Kepada: “Jemaat Allah yang bermusafir di Filomelion dan kepada semua jemaat yang kudus dan yang berada dimana saja.”
Dan pada akhirnya Polikarpus mati syahid di Smirna dengan sebelas saudara Filadelfia.
Apakah Engkau Kristen? Oleh Yustinus Martirus (tahun 156)
Seorang laki-laki di Roma mengamuk karena istrinya bertobat dan berubah tingkah lakunya. Si suami menindak Ptolemeus yang telah menginjili dan mengajar istrinya. Akibatnya ia dibelenggu dan lama dipenjarakan. Akhirnya pada waktu ia dihadapakan ke
Gubernur Urbicus, ia ditanyai “apakah engkau Kristen? Dan ia menjawab dengan lantang bahwa ia adalah Kristen dan sebagai murid Yesus Kristus.
Saling Melindungi Yustinus dkk. Mati Syahid (tahun 165)
Yustinus Martirus lahir menjelang tahun 100 di Palestina dari keluarga kafir. Di kota efesus ia menjadi yakin akan kepercayaan Kristen sehingga bertobat. Di Roma ia mendirikan akademi Kristen. Pada tahun 165 ia ditangkap bersama dengan enam muridnya. Maka mereka dibekuk dan dihadapakan kepada Rusticus.
Rusticus: “Pertama-tama, taatilah dewa-dewi dan para pangeran!”
Yustinus: “Ketaatan kepada Tuhan kami, Yesus Kristus, tidak patut disalahkan atau dihukum.”
Maka martir-martir yang suci itu terus-menerus memuliakan Allah waktu digiring untuk kepala-kepalanya dipenggal.
Para Martir di Lyon dan Vienne (tahun 177)
Dari: “Hamba-hamba Kristus sebagai pendatang dan perantau di Vienne dan Lyon.”
Sebenarya kami tidak sanggup, bahkan kekuatan pena dan tinta tidak cukup untuk menyatakan kedahsyatan dari penganiayaan yang telah kami alami disini. Mulai dari saat itu martir-martir yang suci itu menderita penindasan yang tidak terungkapkan.
Para Martir di Kartago (tahun 180)
Speratus, Nartzalus, Cittinus, Donata, Vestia, dan Secunda adalah para martir yang tetap berkeras kepala pada pengakuan mereka bahwa mereka hanya hidup menurut kepercayaan Kristen, maka mereka diputuskan dibunuh dengan pedang.
Apabila Telah Terlatih (tahun 257-258)
Pada tahun 257, Valerianus memulai kembali serangan dengan vonnis-vonnis pembuangan, dan ditingkatkan lagi menjadi ancaman segala macam hukuman. Ada seorang Bishop bernama Cyprianus yang berani menolak untuk tunduk kepada agama Romawi. Sehingga ia dibunuh dan jenazahnya dipertontonkan sepanjang hari untuk memuaskan keinginan orang-orang kafir.
Penyerangan Terakhir di Barat (tahun 302-311)
Setelah Valerianus menjadi tawanan perang, redalah penganiayaan terhadap kaum Kristen, tetapi pada tahun 261 Kaisar Gallienus malah mengeluarkan dekrit yang menyatakan bahwa tempat-tempat yang dipakai untuk beribadah dan kuburan-kuburan Kristen harus dikembalikan kepada yang empunya.
Pada tahun 272-275 Kaisar Aurelianus bermaksud melancarkan penganiayaan baru. Tetapi ia sendiri dibunuh oleh pasukannya, sehingga niatnya tidak terlaksana. Lalu pada tahun 284, pada awal Diokletianus naik tahta, ia bersimpati terhadap orang Kristen. Tetapi pada tahun 293, ia dipengaruhi oleh koleganya untuk membenci orang Kristen. Ternyata pada akhir abad ketiga, orang-orang Kristen bertambah berani dengan mendirikan gedung-gedung gereja. Gedung-gedung inilah yang menjadi sasaran Diokletianus dan Galerius, koleganya itu. Bukan hanya itu saja, mereka juga membakar tulisan-tulisan Alkitab, menyita barang-barang berharga, memasukan semua pemimpin jemaat kedalam penjara dan memaksa mereka untuk mempersembahkan korban kepada dewa-dewi. Ternyata Diokletianus dan Galerius belum puas juga, mereka memalsukan sebuah karangan yang berjudul Kenangan Pilatus dan Juruselamat Kita, yang mengandung penghujatan terhadap Kristus.
0 Komentar