PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karakter
memiliki peran yang sangat penting untuk membangun suatu bangsa yang kuat,
nilai karakter itu sangat tinggi nilainya, seperti yang diungkapkan oleh
Saptono (2011:16) bahwa karakter itu lebih tinggi nilainya dari pada
intelektualitas. Jadi sebanyak apa pun orang-orang yang berintelektualitas di
suatu bangsa kalau tidak didukung oleh manusia-manusia yang memiliki karakter
semuanya tidak akan berjalan baik. [1] Karakter merupakan salah
satu hal yang yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap orang. Karena
karakter merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan seorang karena
pada dasarnya karakter telah ada sejak seorang mulai mengenal kehidupan dan
melekat pada setiap orang baik itu karaktek yang baik maupun karakter yang
buruk.
Orang yang memiliki karakter yang baik akan
sangat berbeda dengan orang yang memiliki karakter buruk, cenderung nya orang
yang memiliki karakter yang kuat mereka akan menjadi orang yang kuat dalam
dalam mengahadapi persoalan atau permasalahan hidup. Sehingga mereka mempunyai
pandangan dan masa depan yang cerah, namun sebaliknya seseorang yang memiliki
karakter buruk, mereka cenderung menjadi
orang yang pasrah dan selalu merasa permasalahan yang terjadi dan dihadapi
merupakan hal yang sangat buruk baginya dan pada akhirnya orang yang memiliki
karakter buruk masa depannya juga cenderung mengarah ke hal-hal yang suram.
Di
daerah Indonesia sudah barang tentu memiliki keunggulan-keunggulan dalam hal
budaya, yang apabila di inventarisir akan menjadi kekayaan bangsa yang tidak
ternilai. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar dan plural dengan
beragam etnik dan budaya yang ada di dalamnya. Harus diyakini bahwa setiap
etnik memiliki nilai-nilai budaya lokal masing-masing. Dalam konteks akademik
nilai-nilai budaya lokal satu masyarakat bahkan mahasiswa bercirikan: “(1)
berdasarkan pengalaman, (2) teruji setelah digunakan berabad-abad, (3) dapat
beradaptasi dengan kultur kini, (4) dalam praktek keseharian masyarakat dan
lembaga (5) lazim dilakukan oleh individu dan masyarakat secara keseluruhan (6)
bersifat dinamis dan tentu berubah, dan (7) sangat terkait dengan sistem
kepercayaan”.[2]
Manusia
adalah makhluk sosial, saling membutuhkan satu dengan yang lainnya agar mampu
bertahan hidup dan berkembang layaknya manusia. Pembentukan karakter mengandung
nilai toleransi, nilai bersahabat atau komunikatif, nilai peduli lingkunga,
nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Salah satu budaya khas bangsa
Indonesia yang sarat akan nilai-nilai luhur Pancasila sebagai sumbernya. Nilai
budaya lokal, dapat menjadi pemelihara dan berfungsi mempertahankan integritas
sosial suatu masyarakat dan mahasiswa juga akan tertanam filsafah kehidupan
sebagai dari jati diri bangsa.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Definisi Karakter?
Ø Definisi penanaman karakter?
Ø Jenis-Jenis Penanaman Karakter?
Ø Definisi karakter kejujuran?
Ø Tujuan Penanaman Karakter?
Ø Bagaimana penanaman karakter kejujuran yang tepat bagi mahasiswa perguruan tinggi?
1.3 Tujuan Penelitian
Ø Agar tertanamnya karakter kejujuran pada mahasiswa
sekolah tinggi.
Ø Agar setiap individu di masyarakat memiliki karakter
yang baik menurut etika kemanusian yang berbangsa dan bernegara sesuai dengan
UUD 1945 dan Pancasila.
Ø Agar tertatanya sistem pendidikan yang berbasis
karakter pada peserta didik dalam usia dini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi karakter
“Secara
etimologis, istilah “karakter” lebih dekat pada perspektif psikologis. Karakter
berkaitan langsung dengan aspek kepribadian, akhlak atau budi pekerti, tabiat,
watak yang membedakan seseorang dengan yang lain”. [3]
2.2 Definisi Penanaman Karakter
Menurut Kemendiknas penanaman
karakter merupakan usaha yang dilakukan untuk menerapkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik kepada individu atau disebut habituation sehingga peserta didik mampu
bersikap atau bertingkah laku dan bertindak bersadarkan pada nilai-nilai yang
telah menjadi kepribadiannya. Penanaman karakter juga dilakukan melalui pendekatan
sistematik dan integratif dengan melibatkan keluarga, anggota pendidik, pemerintah,
masyarakat umum, anggota legisilatif, media massa, dunia usaha atau dunia kerja,
dan dunia industri.
Menurut beberapa ahli penanaman karakter adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai etika inti yang berakar dalam masyarakat demokratis, khususnya melalui penghargaan, tanggung jawab, kepercayaan, keadilan, kejujuran, kepedulian, dan kemasyarakatan kebajikan dan kewarganegaraan. Dengan demikian dari pengertian di atas tampak bahwa penanaman karakter mengacu pada proses penerapan nilai yang baik, serta bagaimana seorang individu memiliki kesempatan untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata. Seorang sosiolog yang bernama Lickona menambahkan pengertian penanaman karakter merupakan segala usaha yang dapat dilakukan untuk mempengaruhi karakter individu. Sehingga dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penanaman karakter merupakan usaha penerapan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, pengembangan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menentukan keputusan yang baik atau yang buruk. [4]
Penanaman karakter adalah usaha atau proses pembelajaran manusia untuk mengembangkan potensi diri yang berkarakter.[5]
1.
Jenis-jenis
penanaman karakter?
- Penanaman
karakter berbasis nilai religius,
- Penanaman karakter
berbasis nilai budaya,
- Penanaman
karakter berbasis lingkungan,
- Penanaman karakter berbasis potensi diri.
2.
Tujuan Penanaman
Karakter
a)
Mengembangkan potensi kalbu/ nurani afektif peserta didik sebagai manusia dan
warga negaranya yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,
b)
Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan
dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya yang religius,
c)
Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggungjawab peserta didik sebagai generasi
penerus bangsa,
d)
Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif
berwawasan kebangsaan,
e) Mengembangkan lingkungan sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan serta dengan rasa kebanggaan yang tinggi dan penuh kekuatan.[6]
3. Cara-cara yang di lakukan dalam penanaman Karakter
a)
Adanya prasarana
yang mendukung dalam penanaman karakter pada masyarakat.
b)
Insitusi seperti
sekolah dan perguruan tinggi wajib mengajarkan kepada peserta didik untuk
menjadi manusia yang berkarakter baik sesuai dengan etika kemanusian yang ada
dalam Pancasila dan UUD 1945.
c)
Setiap orang tua
wajib menanamkan perilaku baik dan mengajarkan cara berkarakter yang baik
kepada anak dalam usia dini, agar kelak anak tersebut menjadi anak yang
berkripadian dan berkarakter yang di pandang baik oleh masyarakat dimana anak
tersebut tinggal.
[4] Lickona, Thomas, 1991. Educating for character: How our schools can
teach respect and responsibility.
New York: Bantam Books.
[5] Pelaksanaan
Pendidikan Karakter Cinta Tanah Air Pada Resimen Mahasiswa UNNES, Skripsi Universitas Negeri Semarang, hal. 5
[6] (Karnadi,
2010:9).
0 Komentar