Pada dasarnya setiap orang dapat merasakan kegembiraan.[3] Jadi, hati yang gembira adalah kondisi pikiran terdalam dari seseorang, yang secara emosional bergembira dan bersemangat. Sama seperti penjelasan sebelumnya mengenai hati pada Amsal 15:13. Ayat ini harus dimengerti sama seperti Amsal 14:30, yang memberi penjelasan mengenai hubungan antara pikiran dengan kondisi fisik. Hati yang gembira tidak hanya disebabkan oleh adanya kesukaan dalam pikiran, tetapi juga mencakup dimilikinya standar moral yang tinggi. Sementara itu, hati yang pecah menjadi milik orang yang berstandar moral rendah. Emosi positif dan negatif seperti yang disebutkan di atas akan memicu diproduksinya zat-zat yang memperkuat dan memperlemah daya tahan tubuh. Sehingga memulihkan dan memperlemah kesehatan tubuh seseorang. Mari kita lihat keterangan sebelumnya mengenai hal ini dalam Amsal 14:30 dan 15:13. Arti harfiah kata “hati” pada ayat ini adalah “roh”, tetapi makna yang terkadung dalam ayat ini sama dengan “hati” pada ayat 22a, yaitu pikiran secara emosional. Istilah yang sama juga dipergunakan dalam Amsal 11:13. Jika kondisi pikiran secara emosional susah, kecewa, putus asa, akan merusak kesehatan seluruh tubuh. Tulang sebagai kerangka tubuh yang melambangkan kondisi seluruh tubuh jasmani seseorang. Pada Amsal 17 ini, kata Ibrani untuk “obat” dalam ayat 22 hanya terdapat sekali dalam Alkitab (bdk. Hos. 5:13 untuk kata kerja yang sama). Kata ini juga dapat berarti “nampak pada muka anda”. Kedua arti tersebut menyatakan bahwa kitab Amsal sering memperlihatkan adanya menghubungkan antara kesehatan rohani dan kesehatan fisik.[4]
Dengan
demikian dapat dipastikan bahwa, kondisi pemikiran yang buruk akan memperlemah
pertahan imun seseorang. Dengan demikian saya mengajak kita semua, untuk
berusaha tetap bergembira di dalam segala keadaan sehingga bukan hanya kondisi
kita yang akan membaik, melainkan juga orang-orang yang berada di sekeliling
kita juga terkena dampak positif dari kegembiraan yang kita rasakan. Belajarlah
menikmati apa pun yang sedang kita kerjakan dan alami. Ternyata selain menjadi
obat yang manjur, hati yang gembira membuat muka menjadi berseri-seri, dan
orang lain pun yang melihat kita akan senang dan terberkati. Dengan
demikian, hati yang gembira dapat membantu penyembuhkan penyakit.
[1]
Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa: Edisi Keempat, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2008. Hal. 487
[2]
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan Seri: Life Application Study Bible, Malang:
Gandum Mas, 2014. Hal. 1269
[3]
SINULINGGA RISNAWATY, M.Th, Amsal 10:1-22:16, Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2015. Hal. 184
[4] Alden
Robert L. 2011. TAFSIRAN PRAKTIS Kitab Amsal. Malang. LITERATUR SAAT.
Hal. 179
0 Komentar