MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSI


    Mengapa mengembangkan kecerdasan emosi perlu dikembangkan sebagai seorang manusia. Manusia yang utuh adalah manusia yang dapat mengembangkan kecerdasan emosi dan intelektualnya. Kedewasaan ditentukan oleh mengembangan kecerdasaan emosi. Seberapa dalamnya seorang dapat mengarungi hidup sedalam itulah tingkat kedewasaan emosi seseorang. Bagaimana seseorang mampu mengelola apapun bentuk stimulus yang ditata secara baik, di dalam memahami dan mengelola suatu menjadi lebih baik. Ada sebuah ungkapan yang menyatakan bahwa "orang rajin lebih baik ketimbang orang pintar". Mungkin sebagian kalangan masih menganggap bahwa untuk menggapai sebuah kesuksesan harus memiliki kepintaran yang berkaitan dengan Intelligence Quotient atau IQ. Namun, pada akhirnya pemahaman konservatif terbantahkan oleh artikel yang ditulis Dr. Travis Bradberry yang menyatakan bahwa kecerdasan emosional atau Emotional Intelligence (EQ) memiliki peran lebih besar dalam kesuksesan seseorang. Kecerdasan emosional secara fundamental menyentuh perilaku manusia yang jelas memiliki perbedaan dari kecerdasan otak. Terbukti bahwa seseorang cerdas secara emosi mampu menempatkan dirinya diatas masalah, bukan dibawah sebuah masalah. Bahkan Anda tidak bisa memprediksiya. Layaknya IQ, perihal kecerdasan emosional kita dapat menilainya dari seberapa pintar seseorang. Kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang mempengaruhi perilaku, kehidupan sosial, serta keputusan dalam melakukan sesuatu. Kecerdasan emosional sendiri terus berproses dimulai dari usia 15 sampai 50 tahun atau lebih yang berkembang dan ditingkatkan melalui praktek. Meskipun beberapa orang secara alami memiliki kecerdasan emosional, anda sendiri bisa mengembangkan hal tersebut lebih tinggi bahkan bila sekalipun tidak dilahirkan dengan hal itu. Kecerdasan emosi dapat terlihat langsung menyentuh aspek terdalam dari sisi manusianya. Mengapa emosi kita harus cerdas? Hal tersebut dikarenakan kecerdasan emosi masih terus berlangsung sepanjang kehidupan seseorang yang masing berlangsung. Gelar seseorang tidak memampukan seseorang dapat menentukan kecerdasan emosi. Target akhir seseorang bukanlah berhasil, melainkan proses menuju keberhasilan. Menurut Travis, orang dengan kecerdasan emosional yang tinggi, seseorag dapat memiliki beberapa kebiasaan antara lain:

·   Berpikir positif.
·   Mampu mendeskripsikan perasaan.
·   Asertif atau mampu mengkomunikasikan apa yang diinginkan dan dipikirkan, tapi tetap dengan cara sopan serta rasa empati terhadap lawan bicara.
·   Rasa ingin tahu kepada orang lain.

      Inilah pembahasan kita mengenai bagaimana mengembangan kecerdasan emosi yang benar. Refleksi bagi kita sekarang, apakah pada umur kita dewasa ini, kita telah mampu mengembangkan kecerdasan emosi secara cerdas? Jika sudah, mari terus kembangkan, namun jika belum, maka marilah kita belajar sungguh-sungguh untuk mengembangkannya. 

Posting Komentar

0 Komentar