BAB 3
KESIMPULAN
·
Penggenapan Yesus pada Perjanjian Baru
sebagai sang Mesias atau “Orang Yang Diurapi”, tepatnya pada kitab-kitab Injil
telah terlihat dengan jelas. Namun, kenyataannya orang Yahudi tidak dapat
melihatnya dengan jelas, dengan tidak mengakui diriNya sebagai Mesias yang
dijanjikan.
·
Mereka bahkan menolakNya. Penolakan ini
menimbulkan pertanyaan, mengapa mereka tidak menerima-Nya, padahal Ia telah
datang sebagai Mesias yang digenapi bagi orang Yahudi pertama-tama. Mungkin, jawaban atas pertanyaan ini dapat terjawab pada Yesaya
pasal 53. Dimana Nabi Yesaya mencela dengan pedas kekerasan hati bangsa Israel
dalam hubungan mereka dengan Allah. Ia berkata: “Kita sekalian sesat seperti
domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri…” (Yes.53:6). Penolakan
tersebut terbukti dari tindakan penyaliban yang mereka lakukan
terhadap Yesus.
· Tindakan penyaliban terhadap seseorang adalah bukti bahwa orang tersebut ditolak, dibenci, dan dianggap terkutuk. Memang benar bahwa Yesus telah dinubuatkan akan menderita (bdk. Yes. 53:3-4), namun seharusnya bukan karena tangan orang Yahudi.
·
Orang Yahudi
sangat bangga dengan diri mereka yang memiliki Hukum Taurat yang terus
diturunkan secara turun-temurun. Hukum Taurat yang mereka miliki langsung
diberikan oleh Allah melalui Musa kepada mereka.
·
Namun, pengetahuan
dan pemahaman inilah yang menutup cara pandang mereka terhadap Yesus sebagai
Mesias, sehingga mereka menolaknya. Jika melihat fakta ini, sehingga muncul
pertanyaan, apakah orang Yahudi juga menyamakan Mesias yang dijanjikan sama
seperti seorang pahlawan yang ada pada masa peperangan, atau sebagai tokoh
politik yang membebaskan bangsa mereka dari perbudakan. Jawabannya adalah
benar. Menurut seorang penulis, pengharapan Mesias bersumber dari nubuatan Nabi
Natan dalam 2 Samuel 7, yang oleh para nabi sebelum masa pembuangan terutama
Yesaya, Hosea, dan Amos, serta Mikha, diyakini sebagai mesias politis saja,
yaitu raja yang akan memerintah kerajaan Israel. [1]
·
Inilah kesimpulanya
bahwa kehidupan yang dijalani oleh Yesus selama Ia hidup tidaklah memenuhi
konsep orang Yahudi tentang Mesias yang dijanjikan.
·
Berikut adalah
beberapa alasan mengapa Yesus tidak memenuhi konsep orang Yahudi tentang
Mesias, yaitu:
1. Karena
Yesus dianggap menyamakan diri dengan Bapa. Yang disebut dengan Bapa, menurut
pandangan orang Yahudi ialah TUHAN Allah. Padahal Yesus menurut pandangan
mereka hanyalah seorang manusia biasa (Yoh. 5:18). Ini merupakan tindakan yang
cukup berat pelanggarannya, karena telah menyamakan diri dengan Adonay.
2. Karena
Yesus bergaul dengan orang-orang berdosa dan miskin (Mat.9:11), menurut
pandangan mereka tidak mungkinlah sang Mesias, Raja orang Israel (Mrk.15:32)
yang dijanjikan bergaul dengan orang berdosa (Luk.7:37).
3. Karena
Yesus dianggap melanggar Hukum Taurat, dimulai dengan tidak berpuasa (Mat.9:14;
Luk.5:33), tidak menguduskan hari sabat dengan melakukan perkerjaan pada hari
sabat (Mat.12:2; Luk.6:1).
4. Karena
Yesus dan murid-muridnya melanggar hukum adat orang Yahudi (Mat.15:2), hal ini
semakin menutup kemungkinan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, menurut
pandangan orang Farisi dan Saduki. apakah mungkin Mesias suka melanggar Hukum
Taurat dan adat istiadat orang Yahudi?
5. Karena
Yesus menyetujui bahwa diriNya disebut sebagai Raja orang Yahudi, namun tahtaNya
tidak orang-orang Farisi dan Saduki mengerti bahkan lihat (Mrk.15:2).
6. Karena
dianggap bahwa Yesus tidak mampu menyelamat diriNya sendiri, pada saat disaat
Ia disalibkan, padahal Ia mengaku sebagai Mesias, orang yang dipilih Allah
(Luk. 23:35).
·
Jadi, benarlah
penolakan yang dilakukan oleh orang Yahudi, jika konsep mereka tentang Mesias
yang dijanjikan adalah seorang yang ternama, yang memiliki kuasa untuk
menyatakan mujizat sesuai dengan hukum Allah, dan lahir dari keturunan raja
yang memiliki kerajaaan pada saat itu atau yang memiliki kekuasaan politik yang
besar. Yakni keadaan manusia seperti
orang-orang ternama sebelumnya dalam sejarah orang Yahudi (Daud, Salomo, dll)
agar dapat melepaskan mereka dari penindasan.
·
Dengan demikian,
agar orang Yahudi dapat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat, haruslah
konsep mereka yang pertama-tama harus diubah menjadi konsep yang benar, inilah
yang dilakukan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya terlabih dahulu, yang menjadikan
mereka percaya kepada-Nya.
0 Komentar