Dalam ayat ini, kita dapat melihat bagaimana Yohanes menunjukkan latar belakang dari Kristus. Latar belakang yang ditunjukkan Yohanes sangat jauh kebelakang, yaitu menunjuk kepada kekekalan. Ayat ini dapat kita pelajari jika kita memahaminya dengan kerendahan hati yang rindu untuk belajar dan mengenal Kristus itu sendiri. Siapakah kita manusia yang sebenarnya dapat mempelajari Allah, namun bukan berarti kita kita tidak dapat mengetahuinya atau memahaminya. Jadi jika dengan kerendahan hati untuk ingin belajar, maka Allah yang akan memberikan hikmat kepada kita untuk dapat memahami diri-Nya sejauh mana Ia sendiri menyatakan diri-Nya kepada kita manusia.
Ada
tiga hal penting yang disampaikan dalam ayat ini mengenai Sang Firman dan Allah
Bapa:
“Pada mulanya
adalah Firman...”
Firman
sendiri adalah kekal adanya, firman telah ada sebelum segala sesuatu ada, maka
ayat ini memberikan kesimpulan kepada kita bahwa Firman itu adalah permulaan
dari segala sesuatu, Firman inilah yang telah ada sejak permulaan sebelum
segala sesuatu diciptakan, serta Firman ini adalah pencipta.
“…Firman itu
bersama-sama dengan Allah…”
Frasa
ini menyatakan bahwa Ia atau Firman itu sendiri adalah pribadi yang ada
bersama-sama dengan Allah. Firman ini dapat dibedakan dengan Allah.
“…Dan Firman itu
adalah Allah.”
Frasa
ini menegaskan bahwa walaupun Firman ini dibedakan dari Allah, namun tetap Firman
ini adalah Allah yang sama-sama memiliki kesatuan dan kesetaraan. Jika hanya
berhenti pada ayat-ayat ini, maka akan muncul pertanyaan Siapakah Allah yang
dimaksud disini? Allah yang dimaksudkan disini adalah Bapa, dan Firman yang
dimaksud adalah Anak Tunggal Allah. Karena hanya Anak Tunggal Allah sajalah
yang pernah melihat Bapa.
0 Komentar