APAKAH ALLAH DAPAT DIPAHAMI?



Pada umumnya setiap manusia mengakui bahwa ada sebuah kekuatan yang supranatural dan tidak terbatas. Kristen dan Islam menyebutnya dengan “ALLAH”[1]. Namun, apakah Allah dapat dipahami oleh manusia? Bukankah Allah bersifat suprabnatural, lalu bagaimana manusia yang bersifat natural dapat memahamiNya? Ada dua pandangan, yaitu Allah dapat dipahami dan Allah tidak dapat dipahami. Kedua-duanya adalah benar, Allah tidak dapat dipahami adalah penegasan bahwa pemikiran kita tidak mampu menampung dan mengolah pengetahuan tentang Dia secara mutlak.  Allah dapat dipahami oleh manusia adalah Allah yang menyatakan dirinya sehingga ia dapat dikenal. Jadi, hanya sejauh mana Allah menyatakan dirinya, sejauh itulah manusia dapat memahami tentang dia.

Kedua pemahaman ini ada dalam Alkitab. Contohnya Allah tidak dapat dipahami (Ayub 11:7), dan (Yohanes 14:7 dan 17:3). Sumber pengetahuan tentang Allah adalah Allah sendiri. Pengetahuan tentang Allah dinyatakan secara bertahap sepanjang sejarah. Pengetahuan akan Allah yang semakin mendalam seyogyanya juga memperdalam hubungan kita dengan Dia yang selanjutnya menambah kerinduan kita untuk lebih dalam lagi mengenal Dia.

Allah adalah Roh (bukan suatu roh) yang benar-benar tidak memiliki bentuk fisik. Allah tidak memiliki Tubuh, karena tubuh dibatasi oleh ruang dan waktu, melainkan Allah adalah Roh yang Mahahadir, tidak dapat dibatasi. Meskipun Allah tidak memiliki Tubuh, ada banyak referensi yang menggambarkan Allah secara fisik (1 Raj. 8:29). Hal ini disebut sebagai antropomorfisme atau Bahasa figuratif dimana Allah diberi karakteristik seperti manusia, dengan tujuan agar Allah dapat dipahami.[2]

            Kita sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa-Nya diciptakan secara rasional yang cerdas (Kej. 1:27). Roh Kudus[3] yang Allah berikan kepada orang-orang percaya guna menyertakan perkara-perkara dari Allah. Ini memungkinkan kita mengetahui dan mentaati banyak perintah dalam Kitab Suci (Yak. 4:4). Berikut adalah penjelasan mengenai serupa dan segambar Allah:

  • 1.   MANUSIA DICIPTAKAN LEBIH MULAI DARI SEGALA SESUATU YANG ALLAH CIPTAKAN.
  • 2.     MANUSIA MEMILIKI UNSUR KEKEKALAN YANG DARI ALLAH (Kej. 2:7).
  • 3.     MANUSIA MEMILIKI HAKEKAT SEBAGAI MANUSIA YANG BERKARYA.

Dari penjelasan tersebut, membuktikan bahwa Allah adalah sempurna. Kesempurnaan Allah diberitahukan penyataan. Tentu saja manusia dapat mengusulkan sifat-sifat itu kepada Allah, tetapi ini tidak dapat dianggap benar kecuali sifat-sifat itu dinyatakan oleh Allah. Melalui perjelasan tersebut, kita juga dapat dengan mungkin memahami Allah, tentu dengan syarat sejauh mana Allah menyatakan diriNya.

Jika ingin memahami lebih lagi tentang eksistensi Allah, mari sama-sama belajar dalam Teologi Proper. Dan ini akan saya bahas dalam konten selanjutnya. Terimakasih.

 

 

 

 



[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Allah

[2] PAUL ENNS, The Moody Handbook Of Theology (Malang, Literatur SAAT, 2010) hal. 230

[3] https://daisteki.blogspot.com/2021/05/roh-kudus-allah-dalam-persepektif.html

Posting Komentar

0 Komentar